Gurubisa.com - Presiden RI Joko Widodo murka dengan kinerja para menterinya.
Pasalnya, banyak yang menggelontorkan anggaran mengimpor produk untuk kegiatan operasional mereka.
Satu di antara menteri yang kena marah Jokowi adalah Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dia menyebutkan, konsumsi produk dalam negeri dari Kemendikbudristek hanya Rp 2 triliun dari total anggaran yang diberikan.
Jokowi mendapati bahwa laptop hingga bangku yang pengadaannya di bawah Kemendikbudristek ternyata juga impor.
"Kita sudah bisa bikin semuanya itu. Sudahlah jangan diterus-teruskan," ujarnya.
"Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, apa ini? Kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti nggak sih? Jangan-jangan kita nggak kerja detail sehingga nggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor," tegasnya.
Menteri lain yang kena semprot adalah Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian (Mentan).
Jokowi menyoroti impor traktor yang bukan merupakan barang teknologi canggih yang tidak bisa dibuat di Indonesia.
"Jengkel saya. Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alsintan (alat dan mesin pertanian) impor. Ini enggak boleh, Pak Menteri. Enggak boleh," keluh Jokowi.
Belum cukup semprot dua menteri, Jokowi juga menyinggung Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Jokowi heran karena banyak alat kesehatan dan tempat tidur untuk rumah sakit yang diimpor.
Padahal, produk ini banyak diproduksi di Yogyakarta, Bekasi, hingga Tangerang.'
Beberapa produk impor lain yang disoroti Jokowi yakni CCTV, seragam, hingga sepatu tentara.
Jokowi mengatakan, anggaran pengadaan barang dan jasa sebenarnya sangat besar.
Anggaran pemerintah pusat mencapai Rp 526 triliun, pemerintah daerah Rp 535 triliun, dan BUMN Rp 420 triliun.
Jika saja 40 persen dari total anggaran digunakan untuk pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat.
Bahkan, jika belanja produk dalam negeri ditingkatkan, dia optimistis kementerian dan BUMN tak perlu lagi mencari investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tidak perlu cari investor, kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi di pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita, kok nggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," ucapnya.
Menurut Jokowi, tanpa impor, produk-produk itu bisa dibuat sendiri di dalam negeri.
Dengan berbelanja produk dalam negeri, lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar.
"Berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan tadi sudah dihitung, bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan. Kalau ini tidak dilakukan, sekali lagi bodoh banget kita ini," kata Jokowi.
Pernyataan presiden itu disambut tepuk tangan para menteri dan kepala daerah yang hadir. Namun, Jokowi buru-buru meminta para undangan untuk tak memberikan tepuk tangan.
"Jangan tepuk tangan!" tegasnya. (*)
Sumber : https://papua.tribunnews.com/
Demikian berita terkini yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.