Gurubisa.com - Seleksi kompetensi PPPK tahun 2021 menjadi harapan bagian sebagian orang yang ingin merubah nasibnya menjadi lebih baik.
Terutama bagi para tenaga honorer yang telah mengabadikan dirinya hingga bertahun-tahun lamanya, termasuk para tenaga honorer yang ada di Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
Sejumlah tenaga honorer kesehatan yang telah mengikuti serangkaian seleksi PPPK 2021 merasa dipupuskan harapannya.
Pasalnya, 21 orang tenaga honorer kesehatan yang semuanya adalah perawat tersebut dianulir kelulusannya, setelah sebelumnya sempat dinyatakan lulus.
Salah satunya adalah Umar (bukan nama sebenarnya), yang telah mengabadikan dirinya sebagai perawat selama hampir 10 tahun lamanya.
Ia bersama dengan 20 orang temannya merasa sangat kecewa dan seolah-olah dipermainkan dengan pengumuman kelulusan PPPK 2021 yang berubah.
"Sebenarnya kami 21 orang ini memang nilainya tidak memenuhi passing grade. Tapi, tiba-tiba di pengumuman nama kami dinyatakan lolos," kata Umar saat diwawancarai Posbelitung.co, Jumat (17/12/2021).
Dia mengatakan, pada tanggal 8 Desember 2021 lalu, dirinya melihat pengumuman hasil seleksi PPPK 2021 langsung dari website resmi BKPSDM Kabupaten Beltim.
"Pas diliat di situ (website), ada nama kami. Bahkan saya juga udah nanya ke beberapa teman yang kerja di sana (BKPSDM Beltim) bahwa katanya pengumuman itu memang sudah resmi soalnya dari BKN langsung," jelas Umar.
Oleh karena itu, dirinya merasa diberikan secercah harapan baru agar bisa diangkat menjadi tenaga PPPK 2021.
"Saya mikirnya kan formasinya memang banyak yang kosong, terus kayaknya enggak mungkin juga seleksinya tahun depan, soalnya anggarannya juga sudah ada.
Makanya, kami mengira walaupun passing grade kami enggak sampai, tapi mungkin dilakukan perankingan supaya formasinya bisa keisi" pikirnya.
Beberapa hari berselang, tepatnya pada hari Senin (13/12/2021) dirinya kembali melihat pengumuman BKPSDM Beltim dan mengetahui bahwa nama Ia dan 20 orang lainnya hilang dari daftar kelulusan.
"Pada hari itu, kami langsung bertanya ke BKPSDM terkait hal tersebut dan katanya ada kesalahan dari BKN," ujarnya.
Dirinya pun merasa keheranan, bagaimana mungkin instansi besar sekelas BKN bisa membuat kesalahan sefatal itu.
Menurutnya, akibat kesalahan ini, beberapa teman-temannya yang mayoritas adalah ibu-ibu mendapatkan guncangan psikologis yang mendalam.
"Ibaratnya gini aja, kami ini rata-rata mengabdinya udah lebih dari 10 tahun, apalagi ada pandemi covid-19 yang membuat kami kerja keras bahkan kadang sampai dikucilkan.
Makanya, kami pikir ini mungkin apresiasi pemerintah buat tenaga kesehatan yang masih honorer, tapi nyatanya kami malah dibuat kecewa kayak gini," keluhnya.
Mirisnya lagi, Umar mengungkapkan bahwa beberapa orang rekannya bahkan sudah berencana melakukan kegiatan syukuran atau makan-makan bersama atas kelulusan yang ternyata fiktif tersebut.
"Pokoknya beberapa hari terakhir ini, teman-teman saya itu nangis terus, bahkan ada yang enggak berani ngasih tau orangtuanya," katanya.
Oleh karena itu, dirinya berharap pihak BKPSDM dan DPRD Beltim dapat memperjuangkan hal ini ke BKN.
"Dari awal kami sudah tau kalau kami ini tidak lolos, tapi tolong jangan dipermainkan seperti ini. Kalau kayak gini kami merasa diprank," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Kabupaten Beltim, Yuspian mengungkapkan bahwa para peserta harus memahami dan membaca dengan seksama prosedur pelaksanaan seleksi PPPK.
Pasalnya, saat ini masih ada masa sanggah yang dapat dijadikan momentum untuk menyampaikan keluhannya jika memang merasa ada yang dirugikan.
"Sebenarnya keputusan ini belum final, karena sampai besok itu masih ada masa sanggah," jelas Yuspian saat dijumpai di kantornya.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau agar para peserta jangan terlalu bereuforia berlebihan, mengingat tahapan penentuan kelulusan yang masih cukup panjang.
Menurutnya, penentuan kelulusan yang benar-benar fix adalah pada saat penerimaan Surat Keputusan (SK) PPPK.
Meski demikian, dirinya membenarkan bahwa memang ada kesalahan teknis yang terjadi dalam sistem di BKN.
"Dari awal kami sebenarnya memang sudah curiga, kenapa banyak yang nilainya di bawah passing grade namun bisa lolos," terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya mencoba positif thinking dan beranggapan bahwa ada kemungkinan penurunan passing grade atau penambahan nilai afirmasi dari Panitia Seleksi Nasional (Panselnas).
"Kami justru senang kalau memang banyak tenaga honorer yang lulus, karena memang itu tujuan kami," sambungnya.
Oleh karena itu, Yuspian menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan pertimbangan dan melakukan cross-check terkait apa-apa saja yang menjadi kendala.
"Kebetulan saat ini Pak Bupati masih berada di luar kota, nanti kalau beliau udah pulang akan kami jelaskan bagaimana permasalahan dan alternatifnya.
Kalau memang beliau menyetujui, maka kami akan bersurat melalui Bupati Beltim ke BKN untuk mempertimbangkan status kelulusan yang sebelumnya di anulir itu," tambahnya.
Sumber : https://belitung.tribunnews.com/
Demikian berita PPPK yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.