SAH, Kurikulum Baru Mulai Diberlakukan Tahun 2022, Guru Akan Dapat Laptop Tegas Nadiem

SAH, Kurikulum Baru Mulai Diberlakukan Tahun 2022, Guru Akan Dapat Laptop Tegas Nadiem

Sabtu, 01 Januari 2022


Gurubisa.com - Tradisi ganti menteri ganti kurikulum bakal berlanjut pada era Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Kurikulum anyar itu diterapkan secara terbatas tahun ini dan diberlakukan secara nasional tahun 2022.


Sinyal akan adanya kurikulum baru tersebut disampaikan Nadiem dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di Jakarta, Kamis (25/11). ’’Kita akan mulai menawarkan kurikulum yang jauh lebih merdeka. Sekarang lagi dites di sekolah-sekolah penggerak,’’ katanya.


Menurut Nadiem, kurikulum baru nanti lebih mudah dimengerti guru. Selain itu, kurikulum yang rencananya diterapkan mulai tahun 2022 itu lebih fleksibel. Dengan begitu, guru boleh mengadaptasi penerapan kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap murid.


Lalu, kurikulum baru itu memberi guru kesempatan berkreasi dan berinovasi sehingga pembelajaran lebih mudah. ’’Jadi, kita bukan ganti menteri ganti kurikulum. Tidak,’’ tegasnya.


Dia menjelaskan, kurikulum yang kementerian tawarkan tahun 2022 adalah kurikulum yang kembali memberikan kemerdekaan kepada guru.


Dalam kesempatan tersebut, Nadiem mengungkapkan bahwa pemerintah akan meluncurkan berbagai macam platform teknologi. Kegiatan itu tidak sekadar bagi-bagi laptop dan proyektor dalam jumlah besar. ’’Tapi, kita juga akan memberikan pelatihan online yang bisa diikuti guru-guru secara mandiri. Sesuai dengan kebutuhannya,’’ jelasnya.


Melalui platform belajar atau pelatihan secara online tersebut, guru tidak hanya belajar teori. Namun, guru juga belajar pengalaman praktis dari guru lainnya. Menurut Nadiem, pengalaman yang relevan itu menjadi kunci dalam pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuannya.


Terpisah, pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyayangkan kebiasaan ganti menteri ganti kurikulum yang kembali berlanjut pada era Nadiem. ’’Ini bukti tidak memahami problematika pendidikan di Indonesia,’’ ujarnya.


Menurut dia, yang paling krusial untuk dibenahi ketimbang kurikulum adalah kualitas guru. Apa pun kurikulumnya, jika dipegang guru yang berkualitas, hasilnya pasti bagus.


Indra menjelaskan, kebiasaan ganti menteri ganti kurikulum menunjukkan bahwa pemerintah hanya berfokus pada senjata alatnya. Tidak berfokus kepada manusianya. Dia menegaskan, membangun pendidikan adalah membangun manusia. Karena itu, gurunya lebih dulu harus dilatih. Sayangnya, menurut dia, selama kepemimpinan Nadiem, program pelatihan guru tidak jalan.


Bahkan, rekrutmen guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) saja tidak sesuai dengan perencanaan. Sebagaimana yang diketahui, pemerintah merencanakan merekrut satu juta guru PPPK. Namun, kuota tersebut tidak terisi penuh. ’’Hanya dapat ramainya,’’ kata Indra.


Sumber : https://www.jawapos.com/


Demikian berita pendidikan yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.