Gurubisa.com - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto angkat suara terkait pihak BEM UI yang memberikan julukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ‘King of the Lip Service’.
Kritikan tersebut dilontarkan oleh BEM UI lantaran banyak pernyataan presiden yang tidak sesuai dengan realita atau pelaksanaannya.
Satyo lantas lempar kritikan pedas untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
“Menterinya saja cuma banyak kontroversi, kebijakannya pun penuh pro dan kontra,” ujar Satyo kepada GenPI.co, Selasa (29/6).
Menurut Satyo, banyak kegaduhan yang ditimbulkan oleh Nadiem sebagai menteri. Salah satunya yakni wacana penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum baru.
“Sebut saja lambannya membuat kebijakan kuota gratis untuk pembelajaran di tengah pandemi dan kontroversi program organisasi penggerak/POP,” imbuhnya.
Satyo juga menilai demokrasi pendidikan di periode kedua Jokowi semakin suram. Dirinya juga mengatakan bahwa banyak akademisi yang tengah mencari jabatan.
“Banyak rektorat menghilangkan tanggung jawab intelektual dengan berperan sebagai ‘polisi moral’ dan bekerja untuk kekuasaan,” katanya.
“Mendistorsi kemerdekaan dan independensi universitas, demokrasi dunia pendidikan tinggi menuju padang gersang dan tandus,” sambungnya. (*)
Sumber : https://www.genpi.co/
Demikian berita yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.